Nur Khasanah, Kepala SMAIT Abu Bakar Yogyakarta
Harian Jogja: Senin, 18 Juli 2022 – 06:07 WIB
Guru sebagai pendidik dalam lembaga formal masih banyak yang mengandalkan transfer ilmunya melalui lisan/ceramah saja. Jarang guru menuliskan apa yang pernah diajarkan, padahal guru dengan jam terbang yang tinggi pasti memiliki gagasan-gagasan hebat. Dari 52 guru SMA Islam Terpadu Abu Bakar, baru sekitar 5% yang pernah menuliskan gagasannya.
Banyak guru yang belum terbiasa menulis karena kebanyakan masih beranggapan menulis itu sulit dan rumit.
Di sisi lain, menulis adalah cara paling efektif untuk menyampaikan gagasan/ide kepada orang lain. Bagi seseorang yang memiliki misi “ mengajak” kepada kebaikan, menulis di media masa adalah cara yang paling strategis. Menulis ternyata juga bisa menjadi upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana yang pernah disampaikan Abdurrahman Wahid. “Seorang fakih bisa mendekati Allah dengan ibadahnya, seorang seniman bisa mendekati Allah dengan dengan karya seninya dan seorang penulis bisa mendekati Allah dengan tulisannya.”
Banyak orang sebenarnya memiliki gagasan dan keinginan untuk menulis, namun terasa sulit ketika hendak menuangkan ke dalam sebuah tulisan. Banyak orang yang mengatakan menulis itu membutuhkan talenta. Ada lagi yang mengatakan bahwa menulis itu diperuntukkan bagi orang yang berpendidikan atau setidaknya telah mengenyam perguruan tinggi atau orang yang sudah memiliki ketenaran tertentu. Banyak orang beranggapan menulis itu pekerjaan yang sulit dan rumit.
Anggapan menulis itu sulit dibantah oleh redaktur Harian Jogja dalam sesi Pelatihan Menulis Opini Gagasan Guru yang diselenggarakan Konsorsium Yayasan Mulia pada Kamis, 23 Juni 2022. Menulis di media massa memang termasuk pekerjaan yang berat tanggungjawabnya karena ada tuntutan ilmiah dan kelogisan agar kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan kepada pembaca (Budi Cahyana, Redaktur Harian Jogja).
Menulis adalah menuangkan gagasan, pikiran dan ide ke dalam sebuah tulisan. Menurut Budi Cahyana, agar seseorang memiliki keterampilan dan keberanian menulis,bisa melakukan tips berikut:
- Perbanyak membaca
Membaca merupakan modal pengetahuan yang harus dimiliki seorang penulis. Dengan membaca kita akan dilatih untuk menemukan ide-ide yang sedang berkembang dan belajar bagaimana orang lain menuangkan ide dan menanggapinya.
- Mencoba
Menulis ibarat seseorang mau belajar sepeda, harus memiliki mental kuat dan tidak takut ketika harus jatuh. Untuk bisa menulis dibutuhkan semangat dan kemauan yang kuat untuk mencoba. Tulislah gagasan apa saja yang ada di pikiran.
- Jangan takut salah
Keberanian menuliskan apa saja asal didasari argumentasi yang logis dan berdasar pada fenomena riil yang berkembang di masyarakat.
- Bagi tulisan yang pernah ditulis
Kirim atau share tulisan yang sudah dibuat ke sosial media atau media masa.
- Amati tanggapan orang lain terhadap tulisan kita
Bagiamana komentar dan sikap orang lain terhadap tulisan kita merupakan uji kelayakan terhadap tulisan yang kita buat
- Teruslah menulis
Ide apapun yang dimiliki untuk selalu ditulis.
Nah, tunggu apa lagi, mari teruslah menulis. Pepatah mengatakan “Alah bisa karena biasa”, kalah kepandaian oleh perbuatan yang sudah terbiasa. Segala kesukaran tidak akan terasa lagi apabila sudah biasa. Sesuatu yang pada awalnya dirasakan sulit bila sudah biasa dikerjakan akan menjadi mudah. Semoga tulisan-tulisan yang kita buat, akan memberikan kebaikan-kebaikan bagi orang lain. Allahu a’lamu.
Editor: Maya Herawati
opini.harianjogja.com